~~~BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) MODEL DI KABUPATEN SUMEDANG~~~

Inikah bantuan barang kualitas terbagus untuk petani tembakau??????

Pemerintah pada tahun 2011 telah mengucurkan sejumlah dana yang berasal dari cukai tembakau. Kucuran dana tersebut lebih dkenal dengan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang diperuntukan bagi para petani pembudidaya dan pengolah tembakau.

Kabupaten Sumedang sebagai salah satu penghasil tembakau mole di Jawa Barat, dari DBHCHT tahun 2011 memperoleh dana sebesar Rp. 4,8 miliar yang dikelola oleh beberapa instansi di lingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten Sumedang. Dari dana sebesar Rp. 4,8 miliar tersebut, sebanyak Rp. 1 miliar diperuntukan untuk bantuan permodalan usaha petani tembakau yang tergabung dalam kelompok tani tembakau, yang bersifat pinjaman dengan jasa sebesar 1 %.

Tahap awal penggunaan dana dari DBHCHT khususnya bagi petani tembakau, telah dilaksanakan beberapa kegiatan pelatihan oleh dinas-dinas terkait. Materi pelatihan yang diberikan terdiri dari materi yang berkaitan dengan budidaya tembakau maupun materi diluar kegiatan budidaya tembakau.

Selain kegiatan-kegiatan pelatihan, beberapa dinas yang mengelola DBHCHT juga memberikan bantuan dalam bentuk peralatan pengolahan tembakau mole. Peralatan yang diberikan pada petani diantaranya sasag (alas penjemuran daun tembakau), rimbagan (alat untuk membantu dalam proses perajangan daun tembakau) dan pisau rajang. Namun sangat disayangkan, pemberian peralatan seperti disebutkan tidak sesuai dengan kualitas yang biasa digunakan oleh para petani tembakau, sehingga bantuan peralatan tersebut terkesan mubazir.

Salah satu jenis peralatan yang terkesan mubazir / tidak dapat digunakan oleh petani adalah sasag. Sasag merupakan alas untuk menjemur daun tembakau yang telah dirajang, terbuat dari bilahan-bilahan bambu. Sasag bantuan mempunyai kualitas yang jelek dan tidak terpakai oleh petani, terbuat dari bambu yang belum tua, pembuatannya terkesan asal-asalan, kurang rapi, dan kurang kuat. Sasag ini tidak digunakan oleh petani untuk menjemur tembakau dan hanya dibiarkan di pinggir jalan. Beberapa petani tembakau hanya menggunakan sasag ini sebagai pagar persemaian tanaman sayuran saja.

Jika dibandingkan dengan sasag buatan petani sendiri, maka kualitasnya sangat jauh. Petani biasanya membuat sasag dari bambu yang tua, dengan pengerjaan yang rapi serta ukuran yang seragam, dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama tanpa berjamur. Sementara sasag bantuan, belum dipakai juga telah berjamur dan mengkerut.

Sangat disayangkan, dana yang besar untuk pembuatan sasag tidak dapat dinikmati/tidak membantu petani tembakau dan lebih berkesan hanya asal jadi (keproyekan). Petani tembakau hanya dijadikan objek dalam penggunaan DBHCHT ini.
Kualitas sasag bantuan
Kualitas sasag buatan petani tembakau



3 komentar:

informasi yang sangat bermanfaat, dan berguna bagi kita semoga penyuluh yang ada di Bpp kota ini tetap jaya, oke sobat ditunggu kedatannya di blog saya dan jangan lupa + folow juga demi persahabatan kita, trims
http://penyuluhpi.blogspot.com/

saya mau tanya pak.. apakah sudah ada petani yang membudidayakan tembakau rendah nikotin disekitar sumedang ataupun tanjung sari, karna seperti yang kita tau pemerintah melakukan gembar-gembor dalam mensosialisasikan tembakau rendah nikotin..

Sedang di uji, dan pembinaan dari penyuluh saat ini salah satunya untuk peningkatan kualitas tembakau dalam hal ini kadar kandungan untuk mencapai rendah nikotin

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites