~~~BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP) MODEL DI KABUPATEN SUMEDANG~~~

Beternak Jangkrik Usaha yang Cukup Menjanjikan

Meningkatnya kebutuhan pakan burung peliharaan telah membuka peluang yang sangat manjanjikan untuk usaha ternak jangkrik. Seperti kita ketahui dikalangan pecinta ternak burung, jangkrik merupakan salah satu jenis pakan yang sangat dibutuhkan guna memenuhi pakan burung peliharaan setiap harinya.
Beternak jangkrik untuk kebutuhan pakan ternak burung kini telah dikenal dan mulai diusahakan oleh masyarakat baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan. Beternak jangkrik banyak diminati untuk diusahakan karena harga jual yang menjanjikan, peluang pasar yang cukup terbuka, teknologi yang dibutuhkan sederhana serta tidak memerlukan lahan yang luas.

Di Wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanjungsari tepatnya di wilayah Desa Nanggerang Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang, beternak jangkrik sudah dirintis oleh ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Harapan Mukti Desa Nanggerang Kecamatan Sukasari yaitu oleh Bapak Iyep Saefuzzaman sejak emapat bulan yang lalu. Walaupun masih dalam skala kecil dan masih dalam tahap coba-coba, namun menurut pengakuan beliau, usaha ternak jangkrik ini cukup menguntungkan. 

Awal mula tertarik pada usaha jangkrik berasal dari informasi penyuluh pertanian Desa Nanggerang yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan survey pasar dan survey ketersediaan bibit jangkrik. Alhasil, secara langsung terjalin kemitraan dalam penyediaan bibit jangkrik yang masih berupa telur juga kemitraan dalam pemasaran hasil panen.

Menurut penuturan beliau, beternak jangkrik dimulai dengan penyediaan tempat ataupun kandang untuk jangkrik yang berupa kotak dengan ukuran lebar 50 cm, panjang 2 meter dan tinggi 75 cm yang terbuat dari triplek. Ukuran kandang yang demikian diperuntukan untuk pembesaran sebanyak 150 gram telur jangkrik. Sebagai media tinggal jangkrik didalam kandang, maka ditempatkan kertas bekas dudukan telur/kertas bekas kemasan telur ayam yang disimpan dengan cara di berdirikan sampai semua ruang kotak kayu terisi.

Tahap- selanjutnya yang dilakukan setelah kandang tersedia adalah penyiapan bibit jangkrik berupa telur jangkrik yang diperoleh dari daerah Cileunyi Kabupaten Bandung. Telur jangkrik yang akan di tetaskan dan selanjutnya di besarkan diperoleh dengan harga beli Rp. 40.000,; per 100 gram atau Rp. 400.000,’ per kilogram. Selanjutnya telur jangkrik di sebar pada kertas-kertas bekas kemasan telur di beberapa lokasi, dengan volume 150 gram telur jangkrik perkandangnya.

Proses penetasan telur jangkrik berlangsung selama 7 hari. Setelah telur jangkrik menetas maka selanjutnya disediakan pakan berupa pakan konsentrat ternak ayam pedaging yang telah di jadikan tepung sebelumnya. Pakan ini disimpan pada baki yang terbuat dari kayu yang ditempatkan diatas jejeran bekas kemasan telur ayam. Pakan yang lainnya setelah jangkrik tumbuh besar berupa pakan hijauan seperti sisa-sisa daun sayuran maupun rumput liar.

Pembesaran jangkrik berlangsung selama 60 hari atau sebelum jangkrik tumbuh bulunya. Kebutuhan pakan konsentrat selama masa itu adalah sebanyak 7 kilogram untuk pakan 1 kilogram telur jangkrik. Pemanenan jangkrik dilakukan sebelum tumbuh bulu/sayap karena apabila telah tumbuh bulu/sayapnya, maka harga jual jangkrik menjadi rendah.

Jumlah produksi jangkrik yang dibesarkan selama 60 hari,  dari telur jangkrik sebanyak 1 kilogram menghasilkan jangkrik sebanyak 45-46 kilogram dengan konversi pakan 1 : 0,9 artinya dari konsumsi pakan sebanyak 1 kilogram menghasilkan jangkrik siap jual sebanyak 0,9 kilogram. Adapun harga jual jangkrik sebesar Rp. 27.500,- per kilogram.

Dengan usaha yang sederhana sambil memanfaatkan waktu luang disela-sela memelihara ternak sapi perah dan bertani dilahan sawah, Bapak Iyep dapat memperoleh penghasilan tambahan sebanyak Rp. 400.000,- sampai Rp. 450.000,- tiap bulannya. Sungguh merupakan suatu peluang usaha yang cukup menjanjikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites